MY ALLAH
INgatlah waktumu
my blog
about Me
bagi2 info
Recomend
hmmm
fort menarik
Mengenai Saya
Photography tips,triks & Techniques
My Lovely
My celoteh
DaFtar blog saya
Rabu, 28 September 2011
Bagaimana Membuat Foto Bokeh yang Creamy
Bagaimana Membuat Foto Bokeh yang Creamy
Salah satu perbedaan utama antara indera mata dan lensa kamera anda adalah bahwa mata memiliki depth of field (DOF) hampir tanpa batas sementara lensa terbatas, ini membawa konsekuensi bahwa bidang fokus lensa tidaklah seluas mata. Dan fotografer terdahulu telah memutuskan untuk justru memanfaatkan kelemahan ini menjadi senjata. Lahirlah apa yang kemudian disebut bokeh.
Bokeh aslinya adalah kata dalam bahasa Jepang yang berarti ‘menjadi kabur’, jadi foto bokeh adalah karakteristik foto yang menonjolkan sebuah oyek utama yang fokusnya sangat tajam sementara latar belakang (dan atau depan) yang sangat kabur, atau dalam bahasa Inggris selective focusing. Dalam contoh foto cantik diatas (karya Sektor Dua), obyek utama muka model amatlah tajam, namun latarbelakang pintu menjadi tampak amat kabur (blur). Nah, sifat kabur inilah yang disebut bokeh. Bagaimana caranya supaya kita bisa menghasilkan foto bokeh yang seperti ini. Berikut yang bisa anda lakukan:
- Pilih mode manual atau Aperture Priority – baca lebih jauh tentang mode operasi kamera disini
- Pilih setting aperture sebesar mungkin. Lihat tulisan f/x di lensa anda, semakin kecil x, semakin besar aperture dan semakin sempit bidang fokusnya
- Pikirkan tentang faktor jarak, yakni jarak didepan dan dibelakang bidang obyek. Misalnya anda berdiri 1 meter didepan teman (jarak depan = 1 meter) dan anda menjatuhkan titik fokus lensa pada mukanya. Teman anda berdiri sekitar 10 meter dari background terdekat (jarak belakang = 10 meter), maka background ini akan terlihat sangat kabur. Intinya, semakin kecil jarak depan (jarak antara lensa dan obyek) dan semakin besar jarak belakang (jarak antara obyek dan background) semakin kabur backgorund anda.
- Banyak berlatih dan usahakan anda membeli lensa dengan kemampuan aperture sebesar mungkin. Tip: Jika anda memang menyukai bokeh, lensa non-zoom dengan aperture super besar adalah cara tercepat mendapat bokeh (misal: 85mm f/1.8 & 50mm f/1.8, dua lensa ini adalah lensa super cepat dan super murah juga penghasil bokeh yang luar biasa) sumber : http://belajarfotografi.com
::: Sejarah Photography:::
Meskipun manusia sudah menggunakan-patung dan lukisan selama beribu-ribu tahun untuk mengungkap santiran dari apa yang dilihatnya, namun gagasan untuk melihat ini secara mekanis baru dimulai pada Abad ke-18, ketika para ilmuwan menjadi tertarik oleh peranti kuno setengah-ilmiah yang dikenal sebagai kamera obskura. Ini adalah sebuah ruangan kecil, gelap kecuali adanya cahaya yang masuk melalui lensa di dalam sebuah lubang kecil di satu dinding. Orang-orang di dalam ruangan melihat pemandangan dari alam yang disinari matahari di luar, yang diproyeksikan di dinding yang berhadapan. Tetapi santiran ini sebentar saja; sewaktu cahaya di luar mengabur, santiran itu menghilang.
Usaha untuk menangkap dan mempertahankan santiran-santiran inilah yang menghasilkan fotografi. Eksperimen-eksperimen pertama dibuat dengan pelat-pelat logam yang dilapisi dengan berbagai macam larutan perak. Zat kimia ini mengurai perlahan-lahan bila terkena cahaya. Kalau pelat yang disiapkan secara demikian tadi diletakkan dalam kotak gelap (kamera obskura bentuk kecil) dan dipasang di depan sebuah pemandangan atau di depan suatu benda, perlahan-lahan bentuk remang-remang benda itu akan muncul pada pelat. Dari awal yang masih mentah inilah datangnya serentetan perbaikan dalam fotoreseptor, dalam zat kimia dan dalam kamera; beberapa di antara hal-hal penting ini dilukiskan oleh fotografi kuno bersejarah yang ditunjukkan pada halaman-halaman berikut.
Kamera Obscura
FOTO PERTAMA
Foto pertama di dunia dibuat dalam tahun 1826 oleh Joseph Nicephore Niepce dari sebuah jendela di rumah perkebunannya di Perancis. Untuk “film” Niepce menggunakan lempengan campuran timah yang dipekakan dan ia mendapat gambaran kabur dari puncak-puncak atap yang digambarkan di atas. Foto ini biasanya diperbaiki supaya jelas tetapi versi yang seperti inilah wujud sebenarnya.
Di bawah ini merupakan hasil pemotretan yang telah diperbaiki. Image of a Set Table ini dibuat Niepce tahun 1827
PENCAHAYAAN JANGKA LAMA
Pelat tembaga berlapis perak yang dengan perak jodida merekam santiran sebuah jalan di Paris. Dalam daguerreotipe buatan L.J.M. Daguerre pada tahun 1839 ini terdapat orang pertama yang pernah difoto – seseorang yang sedang menyuruh agar sepatunya dibersihkan (kanan depan). Jalan itu sedang sibuk tetapi hanya orang ini yang cukup lama di tempat, sehingga terlihat selama pencahayaan dengan waktu lima menit.
Eksperimen Penting pada Tembaga
Usaha pertama yang berhasil dalam menangkap santiran penglihatan dilakukan di Perancis dalam tahun 1830 oleh Nicephore Niepce, seorang penemu, dan Louis J.M. Daguerre, seorang perancang panggung. Sebenarnya Niepcelah orang yang berkehormatan membuat foto pertama di dunia. Tetapi Daguerre adalah orang yang memulai fotografi dengan cara mengenakan uap air raksa pada pelat tembaga peka untuk memunculkan santiran yang jauh lebih tajam daripada yang pernah dapat dibuat orang sebelumnya. Meskipun tidak ada kopi yang dapat dibuat dari gambar itu, daguerreotipe sangatlah menguntungkan dan menjadikan penemunya kaya.
DAGUERRE DALAM DAGUERREOTIPE
Film Pertama dari Kertas
Pada waktu yang sama seorang Inggris, Fox Talbot, sedang membuat “film” temuannya berupa kertas berlapis perak klorida. Hasilnya adalah negatif kertas yang dapat mereproduksi banyak cetakan dengan menekankannya pada kertas peka dan membiarkannya tertembus oleh cahaya matahari.
Dalam foto yang dibuat pada tahun 1845 ini Fox Talbot di muka studio laboratoriumnya memamerkan keampuhan proses kertas penemuannya ini dapat (dari kiri) menurun lukisan, memotret orang duduk, mencetak pelat pada rak dalam cahaya matahari dan memtoto patung.
Hasil Lebih Baik dengan Kaca Basah
Daguerreotipe dan negatif kertas Talbot dilupakan orang menjelang tahun 1860 setelah diperkenalkannya film dari pelat kaca yang diolah secara kimia. Kaca merupakan dasar yang baik sekali untuk emulsi kimia peka sebab benar-benar tembus pandang dan tidak menghalangi lewatnya cahaya, sehingga memungkinkan cetakan yang terang dan tajam. Masalah melekatkan emulsi ke kaca dipecahkan oleh seorang Inggris, Scott Archer, tahun 1851. la menggunakan zat cair lengket yang disebut kolodium. Pelat basahnya harus disiapkan, disinari dan dicuci di tempat, sebelum emulsi pekanya mengering. Proses ini repot, tetapi cukup baik sehingga para pemotret bersemangat untuk membawa perlengkapan yang berat ke seluruh penjuru dunia. Dua orang pelopor semacam itu adalah William H. Jackson, yang memotret Daerah Barat Amerika, dan seorang Inggris, Roger Fenton, pemotret perang zaman dahulu.
JACKSON BERAKSI
Di puncak Glacier Point, di tempat yang sekarang menjadi Taman Nasional Yosemite, Kalifornia, Jackson menyetel kamera pelat basahnya untuk memotret pemandangan alam. Antara tahun 1866 dan 1879 dia mengembara di Daerah Barat Amerika,dan membuat ribuan foto. Foto-foto nya sangat tenar dan jepretan pemandangannya berpengaruh membujuk Konggres A.S. untuk membuat taman-taman nasional di seluruh Amerika
BENGKEL YANG MUDAH DIBAWA
Di Daerah Barat Amerika, William H. Jackson bekerja dengan pelat-pelat basah dalam ruang gelap, sebuah tenda di dekat jalan kereta rel di Utah. Ia memotret awak kereta rel sebagai imbalan tumpangan cuma-cuma.
ALAT-ALAT UNTUK PELAT BASAH
Alat-alat inilah yang dibutuhkan untuk membuat gambar pada pelat basah. Pelat kaca dijepit (kiri) untuk dibersihkan dan digilapkan. Kolodium yang lengket dituangkan pada kaca, yang lalu dicelupkan dalam bak pelat (tengoh), tempat pelat mendapat lapisan larutan perak nitrat. Pelat diletakkan dalam suatu wadah (depon) sehingga dapat disisipkan dalam kamera (belohang, kanan) tanpa menyentuhkan permukaan Iengketnya pada sesuatu.Sesudah pencahayaan,sebuah gagang pistol (kanan) digunakan untuk merendam pelat itu dalam cairan pencuci. Berat semua peralatan ini dapat mcncapai 50 kilogram.
PEMOTRET PERANG KRIM
Roger Fenton adalah seorang pengacara lnggris yang dengan pembantunya membawa laboratorium-foto-keliling ini ke Semenanjung Krim dalam tahun 1855. Dalam keretanya, Fenton menyimpan lima kamera, 700 pelat kaca, dan berpeti-peti zat kimia, juga tenda tidur, dan makanan. Ia menjelajahi perkemahan dan medan-medan pertempuran. Dia sering dihentikan oleh pasukan Inggris yang berkeras supaya mereka difoto.
Keajaiban Pelat Kering
Percobaan yang penuh perjuangan gigih dengan potret pelat basah berakhir dalam 1876 dengan tibanya pelat kering – kaca persegi seperti sebelumnya, tetapi kali ini emulsi pekanya ditahan oleh lapisan gelatin yang cepat kering. Formula gelatin yang pertama dikernbangkan pada tahun 1871 oleh seorang dokter Inggris, Richard L. Maddox. Kecuali pelat dapat disiapkan sebelumnya, gelatin itu sendiri meningkatkan kepekaannya sampai 60 kali lebih cepat daripada pelat basah yang dahulu. Sekarang, untuk pertama kalinya, aksi dapat “dihentikan” dengan waktu pencahayaan yang cepat. Pelat baru itu segera rnenimbulkan perubahan dalarn model kamera. Sampai waktu itu, foto dibuat dengan memindahkan tutup lensa dari kamera, sebab pencahayaan diukur berdetik atau bermenit; dan “film”nya sangat lambat sehingga tidak menangkap bayangan jari pemotret. Sekarang, dengan adanya pelat yang lebih cepat, penutup mekanis yang rumit dibutuhkan untuk memasukkan sekilas cahaya melalui lensa. Foto aksi baru yang dramatis segera menyusul. Eadweard Muybridge membuat telaah vital tentang lokomosi, mengurangi pencahayaan sampai sepersekian detik. Gambar-gambar yang dibuatnya memungkinkan orang melihat pertama kali bagaimana mereka sebenarnya bergerak.
FOTO AKSI BERANGKAI
Muybridge membuat telaah gerak dengan beberapa cara. Dalam dua rangkaian di atas ia menyerempakkan pandangan depan dan belakang gadis yang sedang berjalan. Dalam tiga rangkaian bawah ia menggunakan tiga kamera untuk pelbagai pandangan dari seorang gadis yang melemparkan sapu tangannya. Telaah gerak ini tak ternilai artinya bagi seniman dan dokter yang mengajar berjalan orang cacat. Muybridge mula-mula bekerja dengan pelat basah. Baru setelah memakai pelat kering yang lebih cepat, ia mengembangkan teknik henti-gerak yang membuatnya tenar – dan terkenal jahat, karena banyak rangkaiannya berupa orang bugil
SEDERETAN LENSA
Sebuah kamera berlensa 12 dirancang oleh Muybridge untuk membuat gambar berturutan yang rumit seperti pada halaman sebelah ini. Pemetik menjepret berturutan, masing-masing berselisih sepersekian detik. Apa yang nampak seperti lensa ke-13 (kiri) sebenarnya adalah lensa pemumpun yang mengendalikan pumpun semua lensa lainnya.
METODE TIGA-KAMERA MUYBRIDGE
Untuk memotret gadis yang melemparkan saputangan di gambar sebelah, Muybridge membidikkan tiga kamera berlensa 12 -satu dari samping, satu dari sudut depan dan satu lagi dari sudut belakang. Pemetik disinkronkan sehingga lensa-lensanya bekerja serentak. Ketiga gambar di atas ini masing-masing adalah satu gambar yang diambil oleh lensa keempat pada setiap kamera. Terlihatlah pandangan sekeliling dari gerak gadis itu.
Fotografi bagi Setiap Orang
Penemuan film gulung dan kotak kamera jinjingan yang mudah dipergunakan membuka bidang fotografi bagi amatir. Seorang bernama George Eastman merupakan tenaga inti dalam pembaruan yang mencolok ini. Sebagai seorang pengusaha pelat kering di Rochester, New York, Eastman mulai mempersoalkan mengapa pelat kaca yang mudah pecah dan berat tidak dapat diganti dengan sesuatu yang lebih baik. Bukankah kaca hanyalah alas emulsi? Mengapa tidak menggunakan bahan yang lentur, sesuatu yang dapat digulung pada suatu torak dan ditaruh dalam kamera sedemikian rupa, sehingga satu rangka setiap kali dapat dicahayai? Dalam tahun 1889, Henry M. Reichenbach, seorang karyawan Eastman sudah menyempurnakan alas emulsi serupa itu, terbuat dari campuran nitroselulosa dan alkohol kayu. Penemuan tersebut ternyata sedemikian berhasil sehingga digunakan di seluruh dunia sampai tahun 1930-an – ketika suatu bahan yang tidak begitu mudah terbakar, selulosa asetat, menggantikannya. Sementara itu, Eastman menyempurnakan gulungan film dan kamera yang menampungnya – Kodak. Segala sesuatu yang terdapat pada Kodak pertama ini unik, termasuk namanya, yang dikarang oleh Eastman. Kodak yang merupakan kesederhanaan yang unggul memperpendek proses fotografi menjadi dua langkah mudah: melihat benda melalui pengintai dan memijat pemetik. Kameranya kecil dan enteng; lensanya yang berpumpun tetap dapat menangkap segala sesuatu dengan jelas dalam jarak tiga meter. Film dipasang di pabrik dan sesudah 100 kali pemotretan kamera dikirim ke Eastman Company, tempat film itu dicuci, dicetak dan dikembalikan bersama kamera yang sudah diisi lagi. Kodak itu menggemparkan – berjuta juta dijual di seluruh dunia: Semboyan Eastman “Anda memencet tombol, selanjutnya serahkan kepada kami”, menjadi pemeo internasional, sehingga bahkan muncul dalam operet Gilbert dan Sullivan, Utopia, Unlimited, dalam tahun 1893.
KODAK PERTAMA
Kodak asli yang mekanisme dalamnya dikeluarkan di atas ini ideal untuk film gulung yang baru ditemukan. Film ini dapat digunakan untuk 100 foto; rangka baru dapat ditempatkan ke posisinya dengan putaran tangan sesudah setiap pencahayaan. Penutup bundar menghilangkan pinggir foto yang cenderung menjadi kabur. Di sebelah kanan, George Eastman, di atas kapal, membidikkan penemuan barunya sementara seorang kawan memotretnya dengan Kodak lain.
Kodak mengabadikan hampir setiap pemandangan, seperti terlihat dalam foto-foto dari tahun 1890 ini. Wisatawan memperlengkapi dirinya dengan Kodak dan menjepret apa saja sementara penduduk asli memotret wisatawan. Di mana-mana orang menangkap pada film apa yang dilihat matanya.
Mulainya Fotografi Berwarna
Cukup mengejutkan bahwa beberapa karya telah diciptakan berwarna sejak seabad yang lampau. Pada waktu itu James Clerk Maxwell dari Skotlandia mendemonstrasikan bahwa foto berwarna dapat dibuat dengan memecah suatu benda menjadi tiga warna utama – merah, hijau dan biru – dengan penapis. Sayang bahwa sistemnya membutuhkan tiga foto tersendiri yang masing-masing mengungkap satu warna. Baru pada tahun 1904 orang menemukan suatu sistem warna yang terandalkan, dan hanya menggunakan satu kamera. Ini tercapai di Perancis oleh Lumiere bersaudara dengan proses yang mereka sebut autokrom. Rahasianya adalah di dalam “film” mereka berupa suatu pelat kaca yang dilapisi butir mikroskopik tepung, yang masing-masing diwarnai merah, hijau atau biru. Gagasan memasukkan partikel warna yang berlain-lainan ke dalam film itu sendiri masih tetap diikuti orang sampai zaman sekarang ini.
Sejarah fotografi bermula jauh sebelum Masehi. Dalam buku The History of Photography karya Alma Davenport, terbitan University of New Mexico Press tahun 1991, disebutkan bahwa pada abad ke-5 Sebelum Masehi (SM), seorang pria bernama Mo Ti sudah mengamati sebuah gejala. Apabila pada dinding ruangan yang gelap terdapat lubang kecil (pinhole), maka di bagian dalam ruang itu akan terefleksikan pemandangan di luar ruang secara terbalik lewat lubang tadi. Mo Ti adalah orang pertama yang menyadari fenomena camera obscura.
Beberapa abad kemudian, banyak orang yang menyadari serta mengagumi fenomena ini, beberapa diantaranya yaitu Aristoteles pada abad ke-3 SM dan seorang ilmuwan Arab Ibnu Al Haitam (Al Hazen) pada abad ke-10 SM, dan kemudian berusaha untuk menciptakan serta mengembangkan alat yang sekarang dikenal sebagai kamera. Pada tahun 1558, seorang ilmuwan Italia, Giambattista della Porta menyebut ”camera obscura” pada sebuah kotak yang membantu pelukis menangkap bayangan gambar (Bachtiar: 10).
Menurut Szarkowski dalam Hartoyo (2004: 21), nama camera obscura diciptakan oleh Johannes Keppler pada tahun 1611:
“By the great Johannes Keppler has designed a portable camera constructed as a tent, and finaly give a device a name that stuck: camera obscura… The interior of the tent was dark except for the light admitted by a lens, which foucussed the image of the scene outside onto a piece of paper.” (Pada tahun 1611 Johannes Keppler membuat desain kamera portable yang dibuat seperti sebuah tenda, dan akhirnya memberi nama alat tersebut sebuah nama yang terkenal hingga kini: camera obscura… Keadaan dalam tenda tersebut sangat gelap kecuali sedikit cahaya yang ditangkap oleh lensa, yang membentuk gambar keadaan di luar tenda di atas selembar kertas).
Pada awal abad ke-17 seorang ilmuwan berkebangsaan Italia bernama Angelo Sala menemukan, bila serbuk perak nitrat dikenai cahaya, warnanya akan berubah menjadi hitam. Demikian pula Professor anatomi berkebangsaan Jerman, Johan Heinrich Schulse, pada 17127 melakukan percobaan dan membuktikan bahwa menghitamkan pelat chloride perak yang disebabkan oleh cahaya dan bukan oleh panas merupakan sebuah fenomena yang telah diketahui sejak abad ke-16 bahkan mungkin lebih awal lagi. Ia mendemonstrasikan fakta tersebut dengan menggunakan cahaya matahari untuk merekam serangkaian kata pada pelat chloride perak; saying ia gagal mempertahankan gambar secara permanent.
Kemudian sekitar tahun 1800, seorang berkebangsaan Inggris bernama Thomas Wedgwood, bereksperimen untuk merekam gambar positif dari citra pada camera obscura berlensa (pada masa itu camera obscura lazimnya pinhole camera yang hanya menggunakan lubang kecil untuk cahaya masuknya), tapi hasilnya sangat mengecewakan. Akhirnya ia berkonsentrasi sebagaimana juga Schulse, membuat gambar-gambar negatif (sekarang dikenal dengan istilah fotogram) dengan cahaya matahari, pada kulit atau kertas putih yang telah disaputi komponen perak.
Sementara itu di Inggirs, Humphrey Davy melakukan percobaan lebih lanjut dengan chlorida perak, tapi bernasib sama dengan Schulse. Pelatnya dengan cepat berubah menjadi hitam walaupun sudah berhasil menangkap imaji melalui camera obscura tanpa lensa.
Akhirnya, pada tahun 1824, seorang seniman lithography Perancis, Joseph-Nicephore Niepce (1765-1833), setelah delapan jam meng-exposed pemandangan dari jendela kamrnya, melalui proses yang disebutnya Heliogravure (proses kerjanya mirip lithograph) di atas pelat logam yang dilapisi aspal, berhasil melahirkan sebuah imaji yang agak kabur, berhasil pula mempertahankan gambar secara permanent. Kemudian ia pun mencoba menggunakan kamera obscura berlensa, proses yang disebut ”heliogravure” pada tahun 1826 inilah yang akhirnya menjadi sejarah awal fotografi yang sebenarnya. Foto yang dihasilkan itu kini disimpan di University of Texas di Austin, AS.
Merasa kurang puas, tahun 1827 Niepce mendatangi desainer panggung opera yang juga pelukis, Louis-Jacques Mande’ Daguerre (1787-1851) untuk mengajaknya berkolaborasi. Dan jauh sebelum eksperimen Niepce dan Daguerre berhasil, mereka pernah meramalkan bahwa: “fotografi akan menjadi seni termuda yang dilahirkan zaman.”
Sayang, sebelum menunjukkan hasil yang optimal, Niepce meninggal dunia. Baru pada tanggal 19 Agustus 1839, Daguerre dinobatkan sebagai orang pertama yang berhasil membuat foto yang sebenarnya: sebuah gambar permanen pada lembaran plat tembaga perak yang dilapisi larutan iodin yang disinari selama satu setengah jam cahaya langsung dengan pemanas mercuri (neon). Proses ini disebut daguerreotype. Untuk membuat gambar permanen, pelat dicuci larutan garam dapur dan asir suling.
Fotografi mulai tercatat resmi pada abad ke-19 dan lalu terpacu bersama kemajuan-kemajuan lain yang dilakukan manusia sejalan dengan kemajuan teknologi yang sedang gencar-gencarnya. Pada tahun 1839 yang dicanangkan sebagai tahun awal fotografi. Pada tahun itu, di Perancis dinyatakan secara resmi bahwa fotografi adalah sebuah terobosan teknologi. Saat itu, rekaman dua dimensi seperti yang dilihat mata sudah bisa dibuat permanen.
Januari 1839, penemu fotografi dengan menggunakan proses kimia pada pelat logam, Louis Jacques Mande Daguerre, sebenarnya ingin mematenkan temuannya itu. Akan tetapi, Pemerintah Perancis, dengan dilandasi berbagai pemikiran politik, berpikir bahwa temuan itu sebaiknya dibagikan ke seluruh dunia secara cuma-cuma. Maka, saat itu manual asli Daguerre lalu menyebar ke seluruh dunia walau diterima dengan setengah hati akibat rumitnya kerja yang harus dilakukan.
Fotografi kemudian berkembang dengan sangat cepat. Menurut Szarkowski dalam Hartoyo (2004: 22), arsitek utama dunia fotografi modern adalah seorang pengusaha, yaitu George Eastman. Melalui perusahaannya yang bernama Kodak Eastman, George Eastman mengembangkan fotografi dengan menciptakan serta menjual roll film dan kamera boks yang praktis, sejalan dengan perkembangan dalam dunia fotografi melalui perbaikan lensa, shutter, film dan kertas foto.
Tahun 1950 mulai digunakan prisma untuk memudahkan pembidikan pada kamera Single Lens Reflex (SLR), dan pada tahun yang sama Jepang mulai memasuki dunia fotografi dengan produksi kamera NIKON. Tahun 1972 mulai dipasarkan kamera Polaroid yang ditemukan oleh Edwin Land. Kamera Polaroid mampu menghasilkan gambar tanpa melalui proses pengembangan dan pencetakan film.
Diambil dari berbagai sumber :D
Selasa, 27 September 2011
Blink _sendiri Lagi
Sebenarnya nie lagu khusus anak2 ABge (anak baru gede ) entah gw lagi patah hati atau dengan kegalau;an gw sendiri...pertama dengar lagu ini gw langsung jatuh hati, apalagi di nyayiin ma anak2 yang memang suaranya gw suka..."""Multi Talent kalau gw bilang...Lirik lagunya ngena banget MAmen,,,,ampe Ileran gw Nyanyinya,,,ehhh,,,bukan MEwek...Hahahha,,,,uda ach,,,gw bukan orng yang berlebay ria atau.....galauer.....ga banget,.,,,,tapi Tiap denger lagu ini hati aku langsung galau,,,,walaupun lagu galau Musiknya ajeb2 ,,bisa sedikit membuatku sendikit bersemangat,,,,walaupun tak banyak,.,,,,,,,,ya itulah Hidup...hidupku....ckckkckcc....***DA mulai lebay"""" Di baca de liriknya Moga aja ga Menusuk2 jantungmu...gw ga jamin....selamat menikmati n membaca,,,""enjoy,,,:D
Lirik Lagu Blink – Sendiri Lagi
Akhirnya ku sendiri lagi
Setelah lewati hariku dengannya
Akhirnya ku termenung lagi (diriku sendiri)
Cinta berlalu begitu saja (biarkan berlalu)
Tak pernah ku dapat yang setia
Apa karena ku tidak sempurna
Selalu saja aku yang salah
Dan akhirnya aku yang menderita
Apa karena ku tidak sempurna
Selalu saja aku yang salah
Dan akhirnya aku yang menderita
Lagi dan akhirnya ku sendiri lagi
Karena kekasihku yang pergi
Meninggalkan sejuta kerinduan yang masih terpendam
Karena kekasihku yang pergi
Meninggalkan sejuta kerinduan yang masih terpendam
Perih dia buat hatiku sakit lagi
Karena pergi dan tak kembali
Meninggalkan sejuta kerinduan yang masih terpendam
Karena pergi dan tak kembali
Meninggalkan sejuta kerinduan yang masih terpendam
Sedih kisah cintaku ini
Rapuh hatiku saat ini
Sedih jalan cintaku ini
Dan akhirnya yang terjadi (yang terjadi) kini
Rapuh hatiku saat ini
Sedih jalan cintaku ini
Dan akhirnya yang terjadi (yang terjadi) kini
Lagi dan akhirnya ku sendiri lagi
Karena kekasihku yang pergi
Meninggalkan sejuta kerinduan yang masih terpendam
Karena kekasihku yang pergi
Meninggalkan sejuta kerinduan yang masih terpendam
Perih dia buat hatiku sakit lagi
Karena pergi dan tak kembali
Meninggalkan sejuta kerinduan yang masih terpendam
Karena pergi dan tak kembali
Meninggalkan sejuta kerinduan yang masih terpendam
Lagi dan akhirnya ku sendiri lagi
Karena kekasihku yang pergi
Meninggalkan sejuta kerinduan yang masih terpendam
Karena kekasihku yang pergi
Meninggalkan sejuta kerinduan yang masih terpendam
Perih dia buat hatiku sakit lagi
Karena pergi dan tak kembali
Meninggalkan sejuta kerinduan yang masih terpendam
Karena pergi dan tak kembali
Meninggalkan sejuta kerinduan yang masih terpendam
Selasa, 06 September 2011
5 Style Foto Pernikahan Paling Populer
Pernikahan anda mungkin menjadi salah satu acara yang akan tetap dibicarakan orang beberapa tahun ke depan. Tetapi dengan berjalannya waktu, kenangan tersebut akan menghilang dari “peredaran”. Oleh karena itu sangat penting untuk menyewa seseorang yang bisa mengabadikan kenangan indah itu, seperti baru kemarin dilakukan. Dan orang yang tepat untuk pekerjaan ini adalah wedding photographer.
Memilih wedding photography di Indonesia adalah hal yang paling menentukan untuk kenangan anda pada hari yang sangat spesial. Ini lebih daripada mengambil foto candid atau foto bersama keluarga. Foto yang dihasilkan juga menggambarkan kepribadian anda dan pasangan.
Ada beberapa style foto pernikahan yang bisa anda pilih untuk anda jadikan tema dari foto pernikahan anda. Dan dalam menentukan style yang tepat untuk foto pernikahan anda, di bawah ini terdapat beberapa style popular yang akan memberikan anda ide dari apa yang anda inginkan.
Style yang paling populer mungkin adalah yang bertipe modern atau klasik
. Dalam photography tradisional, pesta pernikahan dan pihak keluarga akan diminta untuk berpose dan mengambil gambar. Pada tipe ini, ada beberapa checklist untuk foto, mulai dari pasangan pengantin, keluarga pengantin sampai kepada teman-teman pengantin. Yang menjadi perhatian photographer adalah pencahayaan yang baik, latar, dan kualitas cetak. Kekurangan dalam foto seperti ini adalah kurangnya gairah dan emosi yang terpancar dalam pernikahan anda.
Style yang berikutnya adalah photo journalism. Tujuan utama dari photo journalism adalah untuk menunjukkan cerita dari pernikahan anda. Ini mengambil gambar mengenai keromantisan dan candid moment daripada pose yang diarahkan. Perayaan anda akan didokumentasikan dengan sangat alami dan se-spontan mungkin.
Style hitam putih membuktikan akan populer dalam foto pernikahan. Alasannya mungkin untuk keabadiannya. Ini memberikan kepuasan dan pandangan klasik dari pernikahan anda.
Foto yang indah juga bisa diciptakan style kreatif dari photograph. Ini lebih menitikberatkan pada foto close up dari subject tertentu seperti bridal bouquet, cincin kawin dan banyak lagi aksesoris pernikahan. Ini adalah ide yang bagus untuk mengkombinasikan style untuk mendapatkan gambar dari perayaan pernikahan anda lebih indah.
Dan style foto dengan penuh warna akan memberikan kesan ekspresif dan hidup pada pernikahan anda. Ini lebih menantang daripada pengambilan foto hitam putih. Jadi banyak fotographer yang akan lebih senang merekomendasikan foto hitam putih. Satu keuntungan memilih foto warna adalah karena foto diharapkan untuk lebih tahan lama dan didukung oleh kualitas kertas dan hasil cetak yang bagus tentunya..
Apapun style fotografi yang dipilih, yang paling penting adalah yang sesuai dengan keinginan pribadi. Cari photographer yang terbaik untuk anda dan pilih style terbaik yang sesuai dengan anda. Anda tidak terbatas untuk hanya memilih 1 style. Akan lebih baik apabila anda mengkombinasikan satu atau dua style yang ada untuk mencapai foto pernikahan yang terbaik untuk hari besar anda.
Diambil dari berbagai sumber.
Memilih wedding photography di Indonesia adalah hal yang paling menentukan untuk kenangan anda pada hari yang sangat spesial. Ini lebih daripada mengambil foto candid atau foto bersama keluarga. Foto yang dihasilkan juga menggambarkan kepribadian anda dan pasangan.
Ada beberapa style foto pernikahan yang bisa anda pilih untuk anda jadikan tema dari foto pernikahan anda. Dan dalam menentukan style yang tepat untuk foto pernikahan anda, di bawah ini terdapat beberapa style popular yang akan memberikan anda ide dari apa yang anda inginkan.
Style yang paling populer mungkin adalah yang bertipe modern atau klasik
. Dalam photography tradisional, pesta pernikahan dan pihak keluarga akan diminta untuk berpose dan mengambil gambar. Pada tipe ini, ada beberapa checklist untuk foto, mulai dari pasangan pengantin, keluarga pengantin sampai kepada teman-teman pengantin. Yang menjadi perhatian photographer adalah pencahayaan yang baik, latar, dan kualitas cetak. Kekurangan dalam foto seperti ini adalah kurangnya gairah dan emosi yang terpancar dalam pernikahan anda.
Style yang berikutnya adalah photo journalism. Tujuan utama dari photo journalism adalah untuk menunjukkan cerita dari pernikahan anda. Ini mengambil gambar mengenai keromantisan dan candid moment daripada pose yang diarahkan. Perayaan anda akan didokumentasikan dengan sangat alami dan se-spontan mungkin.
Style hitam putih membuktikan akan populer dalam foto pernikahan. Alasannya mungkin untuk keabadiannya. Ini memberikan kepuasan dan pandangan klasik dari pernikahan anda.
Foto yang indah juga bisa diciptakan style kreatif dari photograph. Ini lebih menitikberatkan pada foto close up dari subject tertentu seperti bridal bouquet, cincin kawin dan banyak lagi aksesoris pernikahan. Ini adalah ide yang bagus untuk mengkombinasikan style untuk mendapatkan gambar dari perayaan pernikahan anda lebih indah.
Dan style foto dengan penuh warna akan memberikan kesan ekspresif dan hidup pada pernikahan anda. Ini lebih menantang daripada pengambilan foto hitam putih. Jadi banyak fotographer yang akan lebih senang merekomendasikan foto hitam putih. Satu keuntungan memilih foto warna adalah karena foto diharapkan untuk lebih tahan lama dan didukung oleh kualitas kertas dan hasil cetak yang bagus tentunya..
Apapun style fotografi yang dipilih, yang paling penting adalah yang sesuai dengan keinginan pribadi. Cari photographer yang terbaik untuk anda dan pilih style terbaik yang sesuai dengan anda. Anda tidak terbatas untuk hanya memilih 1 style. Akan lebih baik apabila anda mengkombinasikan satu atau dua style yang ada untuk mencapai foto pernikahan yang terbaik untuk hari besar anda.
Diambil dari berbagai sumber.
Tips foto orang yang pakai kacamata
Tips foto orang yang pakai kacamata
by Enche
- Lepaskan kacamatanya.
- Cara lain yaitu melepas lensa dari kacamata (bila Anda memiliki alat dan mengetahui caranya).
- Atur pose supaya jangan menghadap sumber cahaya (lampu kilat) secara langsung, tapi lebih menyerong ke kanan atau ke kiri, sehingga pantulannya tidak balik ke lensa tau ke samping.
- Geser kacamatanya sehingga mengarah sedikit kebawah, sehingga cahaya dari lampu kilat tidak dipantulkan balik ke lensa tapi ke bawah lensa.
- Hindari menembakkan lampu kilat secara langsung, coba memakai teknik bounce (ke langit-langit)
- Bila memakai lampu kilat “off camera” (dilepas dari kameranya), maka sebaiknya lampu kilatnya ditempatkan setinggi mungkin sehingga pantulan cahaya ke kacamata terpantul ke bawah tidak lurus ke lensa.
Cahaya yang keras vs Cahaya yang lembut untuk foto potret
Cahaya yang keras vs Cahaya yang lembut untuk foto potret
by Enche
Cahaya yang keras, sumber cahayanya relatif kecil, yaitu sinar matahari di sore hari. Arah cahaya dari arah samping kanan model.
Mungkin ada yang bingung, sinar matahari kok disebut sumber cahaya yang kecil? Ini karena letaknya yang sangat jauh dari bumi sehingga menjadi relatif kecil dipandang dari bumi, kecuali bila awan menutupi sinar matahari.
Kalau kita perhatikan, cahaya yang keras menghasilkan foto yang sangat kontras. Bayangan yang terbentuk juga sangat jelas dan ngeblok (pemisahan yang jelas antara bagian yang disinari dan bayangan). Bayangan semacam ini menutupi sebagian sisi wajah sehingga wajah model terlihat menjadi kurus. Tekstur kulit seperti jerawat, keriput akan menonjol (untungnya, model kita ini memiliki wajah yang cukup mulus).
Sebaliknya cahaya yang lembut akan menghasilkan foto yang tidak sekontras cahaya yang keras, tekstur muka tidak terlalu menonjol, dan bayangannya bergradasi atau hampir tidak ada.
Untuk mendapatkan cahaya yang lembut, kita perlu sumber cahaya yang relatif besar, dalam foto ini, sebuah reflektor berbentuk bulat di gunakan untuk memblok sinar matahari yang datang dari sebelah kanan model. Sehingga jatuhnya cahaya lingkungan lebih merata di wajah model.
Nah yang mana yang lebih bagus? cahaya yang keras atau lembut? semua tergantung selera. Menurut saya dua-duanya sama bagus. Cahaya yang keras terlihat lebih dramatis, sedangkan cahaya yang lembut membuat wajah lebih halus.
Nah, buat teman-teman sekalian, menurut kalian sendiri, mana yang lebih bagus? foto yang atas atau yang bawah? terus alasannya apa?
Jawabannya ditunggu!
Tips auto fokus
Tips auto fokus
by Enche
Di jaman dulu, hanya ada manual fokus. Manual fokus untuk kamera digital SLR agak sulit karena banyak kamera yang memiliki jendela bidik kecil dan kurang terang. Tapi untunglah kamera digital SLR modern memiliki auto fokus.
Meski demikian, kita harus menentukan moda auto fokus yang tepat supaya gambar yang dihasilkan tajam dan konsisten.
Berikut ini adalah beberapa mode auto fokus yang biasa ditemui di kamera DSLR:
AF-S atau single point focus (Nikon) atau One Shot (Canon)
Mode ini cukup sederhana, Anda memilih satu titik fokus, kemudian tekan setengah tombol shutter. Kamera akan mengunci titik fokusnya. Meskipun objek foto bergerak, fokus tetap tidak berubah.
Mode ini khusus untuk objek foto yang tidak bergerak, seperti pemandangan, foto model, produk dan sebagainya. Hati-hati dalam memakai mode ini karena bila objek foto bergerak maka fokus tidak akurat lagi
AF-C atau Continuous auto focus (Nikon) atau AI Servo (Canon)
Mode ini kebalikan dengan mode yang pertama diatas. Saat auto fokus diaktifkan dengan menekan tombol shutter setengah penuh, kamera akan mengikuti gerak objek foto yang bergerak. Mode ini cocok untuk fotografi olahraga, burung, dan benda yang bergerak lainnya.
Cara kerjanya kurang lebih adalah kamera memprediksi gerakan objek foto dan kemudian memindahkan titik fokus sesuai yang diprediksikan. Apa yang perlu kita lakukan hanya terus menekan tombol shutter setengah penuh dan mengikuti objek fotonya.
Di kamera DSLR yang canggih, biasanya mode ini bisa dimodifikasi secara khusus tergantung dengan keinginan dan pergerakan objek foto.
AF-A atau AI-Focus
Mode auto fokus ini adalah mode campuran antara mode auto fokus single shot dan continuous servo. Bila kamera mendeteksi objek foto tidak bergerak, maka otomatis akan bersifat seperti auto fokus single shot, tapi kalau kamera mendeteksi objek foto bergerak, maka akan otomatis memprediksi letak dan mengikuti objek foto.
Mode ini ideal untuk objek foto yang tidak bergerak namun akan segera bergerak. Untuk objek yang tidak bergerak atau sedang bergerak, lebih baik langsung mengunakan auto fokus single shot atau continuous daripada mode otomatis ini.
Memilih titik fokus
Selain mode auto fokus diatas, kamera digital SLR juga memungkinkan kita memilih titik fokus yang dikehendaki, ataupun membiarkan kamera memilih titik fokus.Bila kita memilih kamera yang menentukan titik fokus untuk kita, biasanya kamera akan berusaha mendeteksi muka seseorang (face detection) atau memilih objek terdekat dengan kamera.
Manual fokus
Meskipun di era kamera digital SLR, fungsi manual fokus sudah banyak ditinggalkan, namun ada beberapa kondisi dimana manual fokus mutlak atau dianjurkan untuk dipakai.
Manual fokus lebih baik untuk foto makro / close up benda-benda kecil, seperti serangga, bunga dan sebagainya. Hal ini disebabkan karena auto fokus biasanya gagal mendeteksi objek yang terlalu dekat dan objek dengan lensa dan bila objek foto memiliki kontras yang rendah.
Beberapa tahun terakhir ini, banyak kamera digital SLR yang telah memiliki fitur live view, dimana kita bisa melihat langsung objek foto melalui layar LCD. Kita juga bisa mengunakan tombol zoom untuk membesarkan gambar di LCD. Mengunakan fitur ini dengan manual fokus saat kamera didudukan di atas tripod bisa menghasilkan foto dengan auto fokus yang sangat akurat.
Tips auto fokus
Supaya fokus foto selalu tepat sasaran, berikut tips-tips yang mungkin bisa membantu:
- Gunakan titik fokus tengah terutama bila Anda memiliki kamera digital SLR pemula atau kamera yang sudah berumur. Titik fokus tengah adalah titik fokus yang paling sensitif dan akurat.
- Tekan tombol shutter setengah penuh untuk mengunci fokus, kemudian Anda bisa merekomposisikan foto dengan menggeser kamera ke kiri atau ke kanan.
- Nyalakan lampu bantu auto fokus (AF Assist Lamp) untuk membantu auto fokus di kondisi cahaya yang gelap.
- Auto fokus sering gagal saat kita mencoba untuk fokus ke objek foto yang kurang kontras. Maka dari itu, cari bagian yang kontras atau ujung objek. Kemudian kunci fokus dengan menekan tombol setengah penuh dan rekomposisikan foto dengan menggeser kamera bila perlu.
- Lihat konfirmasi fokus di dalam jendela bidik, biasanya berupa bulatan hijau atau kotak hijau. Bila sudah muncul, itu berarti bahwa fokus sudah terkunci sempurna. Ini berlaku juga ketika mengunakan manual fokus.
- Gunakan fitur live view untuk membesarkan objek foto sehingga fokus menjadi sangat akurat, tapi jangan lupa memakai tripod saat mengunakan metode ini.
SEmoga BErmanfaat :D
Beda exposure compensation dan flash compensation
Beda exposure compensation dan flash compensation
by Enche
Bedanya:
Flash compensation hanya mempengaruhi daerah yang disinari lampu kilat (foreground) dan tidak mempengaruhi daerah yang tidak disinari lampu flash (background).
Sedangkan
Exposure compensation mempengaruhi keseluruhan pencahayaan, baik foreground maupun background.
Dalam prakteknya, kita mengubah nilai flash compensation bila kita daerah yang diterangi lampu kilat terlalu terang / gelap. Sedangkan kita mengubah nilai exposure compensation bila keseluruhan foto (baik foreground dan backgroudn terlalu terang).
Ada juga saat kita mengubah keduanya, misalnya saat daerah yang diterangi lampu kilat terlalu gelap, sedangkan latar belakang terlalu terang, kalau demikian, kita menurunkan nilai exposure compensation, dan kemudian menaikkan nilai flash compensation sebanyak dua kali dari nilai exposure compensation.
Gak bingung lagi kan?
Tips membuat foto yang indah dan cantik
Tips membuat foto yang indah dan cantik
by Enche
Lalu bagaimana kita bisa membuat foto yang indah? Tentunya kita harus mempelajari apa yang dipersepsikan indah dan cantik oleh orang-orang kebanyakan.
Dalam sebuah riset di bidang psikologi, didapatkan bahwa orang-orang cenderung menyukai foto yang terang dan kontrasnya tinggi. Selain itu biasanya orang-orang menyukai foto yang kaya warna, seperti pemandangan alam, sunset dan sunrise.
Orang-orang juga menyukai foto yang terlihat tajam, sehingga perdebatan antara lensa atau merek kamera yang mana yang membuat foto lebih tajam selalu ramai di forum-forum fotografi.
Di dalam foto portrait (foto orang), sebagian orang pun menyukai foto model yang cantik. Wajah yang cantik biasanya memiliki bentuk yang simetri dan proporsional. Wajah yang cantik juga memiliki kulit yang bebas jerawat atau bintik-bintik pada wajah dan tentunya mulus. Maka dari itu, banyak fotografer mengunakan pengolah gambar untuk memuluskan wajah manusia yang biasanya tidak sempurna.
Di foto portrait wanita, biasanya orang-orang menyukai model yang tinggi semampai dengan kaki yang panjang, pinggang yang ramping tapi berukuran dada yang besar. Sedangkan untuk pria, orang-orang menyukai dada dan perut yang berotot, tinggi dan berbahu lebar.
Tapi hati-hati juga karena setiap daerah dan budaya berbeda-beda. Misalnya saja, di Indonesia, wanita cantik itu berkulit putih seperti bule, sedangkan di negeri barat, malah kulit yang kecoklat-coklatan atau sawo matang justru lebih cantik daripada kulit pucat. Maka dari itu bule-bule suka ke pantai untuk “menggosongkan kulit mereka.”
Membuat foto cantik itu gak sesukar yang dibayangkan:
1. Komposisi foto yang baik2. Pengunaan / penempatan sumber cahaya/lighting yang tepat untuk menonjolkan hal-hal yang indah dan menutupi hal yang kurang indah
3. Penguasaan digital imaging untuk membuat gambar lebih cantik lagi (tapi awas berlebihan!)
4. Less is more : Fokus ke yang cantik & indah saja
5. Cari pemandangan atau orang yang cantik untuk di foto
6. Kuasai dasar fotografi dan pengunaan lensa yang tepat
7. Perhatikan harmoni dan keseimbangan : Warna, tekstur dan hubungan antara subjek dan latar belakang perlu dipertimbangkan.
Nah gampang kan membuat foto yang cantik dan indah? Tapi fotografi bukan terbatas hanya membuat foto yang cantik dan indah saja. Fotojurnalisme misalnya, justru sengaja menghindari yang cantik-cantik dan indah-indah. Malahan mencari kondisi kehidupan yang kurang baik, misalnya korban perang, gempa bumi dan lain-lain.
Ada pula human interest yang fokus kepada adegan-adegan dan realita kehidupan yang alami. Selain itu ada fotografer yang memfokuskan untuk mengabadikan hal-hal yang sering dijumpai sekitar rumah. Meski bagi sebagian orang akan menganggap fotografi yang tidak indah dan tidak cantik membosankan, tapi dengan komposisi dan pencahayaan tertentu, foto bisa terlihat lebih menarik.
selamat mencoba semoga bermanfaat ::
Manfaatkan flash untuk membekukan subjek foto
Manfaatkan flash untuk membekukan subjek foto
by Enche
Lampu kilat memiliki flash duration yang cukup singkat, biasanya hanya 1/1000-1/20000 detik. Flash duration itu adalah lamanya lampu kilat bersinar menerangi subjek foto.
Nah karena durasi cahaya yang singkat, maka subjek foto kita bisa menjadi beku meskipun shutter speed yang kita pilih relatif pelan (misalnya 1/60 detik) di kondisi lingkungan yang agak gelap.
Di lingkungan yang terang benderang seperti di luar ruangan di bawah sinar matahari, trik ini tidak berlaku karena shutter speed yang lambat malahan akan menangkap gerakan subjek foto, bukan membekukannya.
Oleh sebab itu, kalau misalnya kita ingin membekukan subjek foto di kondisi lingkungan yang relatif gelap, kita bisa memanfaatkan lampu kilat.
Kenapa mendingan shoot JPG daripada RAW?
Kenapa mendingan shoot JPG daripada RAW?
by Enche
Keuntungan format JPG selain ukuran filenya yang kecil, ternyata juga lumayan cocok buat yang baru belajar. Mengapa?
Karena untuk mendapatkan hasil yang optimal dari JPG, diperlukan usaha ekstra dan tepat saat pemotretan. Kesalahan foto di file RAW mudah diperbaiki, misalnya kalau foto yang gelap tinggal di terangin, kalau warnanya salah bisa diubah, semuanya tanpa mengurangi kualitas foto. Lama-lama fotografer bisa jadi malas dan asal jepret aja.
Tapi kalau file JPG itu lebih susah dikoreksi karena bisa mengurangi kualitas foto. Kesalahan waktu foto lebih terlihat di file JPG, Oleh karena itu, kalau ingin belajar dari kesalahan dan ingin menjadi fotografer yang presisi (mengambil foto dengan setting yang tepat untuk setiap suasana), maka, berlatih dengan merekam foto dengan format JPG boleh dicoba.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dengan cermat saat shooting dengan format foto JPG:
- Exposure (gelap terang) yang tepat
- White Balance yang tepat
- Picture style/control yang tepat (saturasi, ketajaman, dll)
- Noise reduction (pengendali noise)
- Dynamic Range optimizer seperti D-lighting, dll
Kapan memakai ISO tinggi?
Kapan memakai ISO tinggi?
by Enche
Ada beberapa skenario dimana ISO tinggi dibutuhkan:
1. Ketika kita berada di lingkungan cahaya yang agak gelap seperti di malam hari atau di dalam ruangan, dan kita tidak mengunakan tripod. Perhatikan shutter speed, bila shutter speed sudah kurang dari sekitar 1/30 atau 1/60 detik (tergantung lensa, makin panjang lensanya, shutter speed yang cepat makin penting), itu tandanya kita perlu menaikkan ISO supaya shutter speed bisa dipercepat.
2. Ketika memakai telefoto yang panjang seperti 200mm, kita butuh shutter speed yang lumayan cepat juga, yaitu sekitar 1/jarak fokal X crop factor sensor kamera. Contoh bila memakai kamera Canon 550D, maka 1/200 X 1.6 = 1/320 bila tidak gambar akan berpotensi kabur. Bila lensa tersebut memiliki teknologi peredam getar (IS/VR/SS/SR) maka shutter speednya tidak butuh 1/320 tapi sekitar 1/80 detik saja sudah cukup. Bila kita tidak mendapatkan shutter speed tersebut, kita perlu menaikkan ISO sampai shutter speed minimal terpenuhi.
3. Mirip seperti no. 1. Ketika kita foto subjek yang bergerak cepat dan cahaya yang ada agak gelap. Dengan menaikkan ISO, kita bisa mendapat shutter speed yang lebih cepat untuk membekukan foto.
4. Ketika mengunakan lampu kilat/flash dan kekuatan flash terlalu lemah untuk menerangi subjek dan latar belakang. Kita bisa menaikkan ISO supaya intensitas cahaya flash dan cahaya lingkungan lebih terekam.
5. Ketika kita mengunakan setting bukaan kecil seperti f/8 atau f/16 dan shutter speed yang digunakan terlalu lambat, maka kita perlu menaikkan ISO supaya kita bisa mempercepat shutter speed supaya foto tidak kabur.
6. Saat kita ingin foto kita memiliki efek artistik dengan adanya noise atau berpasir seperti foto hitam putih jaman dahulu.
Kalau melihat skenario-skenario diatas, maka bisa disimpulkan bahwa ISO sangat berkaitan dengan kondisi cahaya lingkungan dan shutter speed. Peran ISO disini memungkinkan kita memilih shutter speed yang lebih cepat supaya foto kita tidak kabur atau terlalu gelap.
Tips untuk foto grup / Keluarga by Enche
Tips untuk foto grup / Keluarga
by Enche
1. Posisi kamera jangan terlalu dekat dengan subjeknya
Karena bila terlalu dekat, maka terpaksa kita akan zoom out atau memakai lensa yang terlalu lebar karena bila terlalu lebar, maka bentuk muka orang yang berada di pinggir akan distorsi / berubah bentuk. Bila tempat memungkinkan, usahakan memakai fokal lensa minimal 30-50mm.
2. Atur orang-orang dalam kelompok supaya berdekatan
Tujuannya supaya komposisinya lebih bagus dan tidak ada celah-celah antar orang. Selain itu juga berguna untuk membantu pemerataan distribusi cahaya bila memakai lampu kilat. Tapi awas bila terlalu dekat, ada potensi ada orang-orang yang tertutup bayangan.
3. Komposisi segitiga
Komposisi foto grup merupakan salah satu faktor penting yang membuat foto terlihat lebih baik. Salah satu komposisi yang saya pikir solid, adalah segitiga. Caranya, kita mengatur orang yang berpostur paling tinggi di tengah kemudian yang paling pendek di bagian pinggir.
4. Menyeimbangkan cahaya lingkungan dengan flash
Bila di dalam ruangan yang agak gelap, dan kita terpaksa mengunakan lampu kilat, jangan lupa untuk menyeimbangkan cahaya flash dengan ruangan. Bila tidak diseimbangkan, latar belakang akan terlalu gelap dan suasananya akan hilang. Caranya tidak susah, yaitu dengan melambatkan shutter speed sehingga cahaya lingkungan bisa terekam. Saat memakai shutter speed yang relatif lambat, jangan lupa memegang kamera dengan steady atau mengunakan penyangga seperti tripod.
5. Pakai teknik pantul
Bila memakai flash eksternal yang bisa diputar kepalanya, kita kemungkinan bisa mengunakan teknik pantul. Bila langit-langit berwarna putih dan tidak terlalu tinggi, kita bisa memantulkan cahaya sehingga cahaya yang jatuh ke subjek foto lembut.
6. Memisahkan flash dengan kamera
Lebih baik lagi bila kita bisa memisahkan flash dengan kamera. Dengan memisahkan flash dengan kamera, kita bisa mengarahkan cahaya sehingga wajah tampak berdimensi. Bila kita merasa cahaya yang jatuh terlalu keras, kita bisa memanfaatkan payung fotografi.
8. Di luar ruangan, cari tempat teduh
Bila kita berada di luar ruangan, jangan lupa mencari tempat yang teduh bagi semua orang sehingga jatuhnya cahaya ke wajah setiap orang sama / tidak belang-belang. Juga pastikan cahaya matahari tidak langsung menyinari wajah karena bisa menyilaukan. Bila cahaya matahari di belakang, seringkali kita perlu bantuan tambahan cahaya dari lampu kilat supaya subjek foto tidak menjadi gelap.
9. Di meja makan atau restoran
Bila kita foto grup di restoran. Hindari mengambil foto dari ujung meja, karena wajah orang yang dekat akan terlihat besar sekali dan yang jauh akan kecil sekali. Bila kita memakai flash, hal ini menjadi lebih bermasalah karena wajah orang yang dekat akan sangat terang dan yang jauh akan gelap. Dalam kasus seperti ini, lebih baik memanfaatkan bagian meja yang panjang sehingga jarak antara kamera dan setiap orang kurang lebih sama.
::: Semoga Bermanfaat ::: di sadur ole tulisan
by Enche
Fungsi tombol AF-ON
Bagi yang punya kamera DSLR yang agak canggih seperti Nikon D300, Canon 60D atau lebih canggih lagi, pasti punya tombol AF-ON yang terletak di bagian belakang kamera. Nah tombol itu sebenarnya buat apa sih?
AF-ON gunanya sama seperti menekan setengah tombol jepret (shutter) yaitu untuk mengunci fokus. Tapi kenapa tombol ini diperlukan? bukannya tinggal menekan setengah tombol jepret untuk fokus saja sudah cukup? Lalu apa guna AF-ON sebenarnya?
Bila kita mengunakan AF-ON untuk fokus. Maka kita bisa memisahkan antara mekanisme auto fokus dengan pengambilan gambar (eksposur).
AF-ON gunanya sama seperti menekan setengah tombol jepret (shutter) yaitu untuk mengunci fokus. Tapi kenapa tombol ini diperlukan? bukannya tinggal menekan setengah tombol jepret untuk fokus saja sudah cukup? Lalu apa guna AF-ON sebenarnya?
Bila kita mengunakan AF-ON untuk fokus. Maka kita bisa memisahkan antara mekanisme auto fokus dengan pengambilan gambar (eksposur).
PS: Sewaktu mengunakan AF-ON untuk fokus, jangan lupa mematikan fungsi auto fokus saat menekan tombol jepret (cari di menu kamera masing-masing).
Manfaat mengunakan tombol AF-ON untuk auto fokus antara lain:- Bisa mengunci fokus hanya saat kita mau saja. Misalnya saat kita mau manual fokus, kita tidak perlu bolak balik mematikan fungsi auto fokus.
- Lebih mudah ketika fokus dan recompose. Kita bisa menekan AF-ON sekali untuk mengunci fokus kemudian kita bisa lepas tombolnya dan recompose (menggeser posisi kamera & lensa) untuk mengubah komposisi foto. Jadi tidak usah menahan tombol jepret saat recompose. Hasil metode ini pun lebih akurat.
- Dengan menekan AF-ON terus menerus, kita bisa mengikuti subjek foto yang bergerak seperti foto olahraga atau satwa liar dan kemudian mengambil gambar dengan tombol jepret sambil terus mengikuti subjek foto. Di cara yang tradisional, setiap kita usai mengambil foto, auto fokus sudah tidak aktif dan tidak mengikuti subjek foto lagi.
PS: Untuk yang kamera DSLRnya ga ada AF-ON mungkin bisa program tombol lain seperti * (pada Canon) atau A-EL/AF-L untuk menjadi tombol AF-ON.
Bagi yang ingin belajar lebih jauh dengan fungsi dan tombol kamera, saya rekomendasikan untuk mengikuti acara Kupas Tuntas kamera DSLR Canon atau Nikon
Langganan:
Postingan (Atom)
Be My friend;s 4ever
By Me...About Me ^________^^^^
- I'm mostly here to post my art and keep in touch with people (and people kept pushing me to get one YOU KNOW WHO YOU ARE). Basically I'm the peace keeper in the group, the negotiator, the calm one who listens to people's problems (cheaper than therapy, I can assure you). So talk to me ^__^ I also got a strong sense of justice. I believe in doing good for the sake of goodwill, the idea of people as ends-in-themselves rather than as means-to-an-end. (Philosophy class killed any chance of making life any simpler lol) We all have different perspectives and opinions; I respect that. But there's a difference between respectful disagreement and outright insults. There's a clear line between both that I am unwilling to step over. I like to laugh,especially with friends.
- ╔══╗ ♥ ♫ ♥ ║██║ ♫ ♥ ♫ ║(O)║♥ rere♥ ╚══╝ ....u beLong with me..... █ ▄ █ ▄ ▄ █ ▄ █ ▄ █ Min- - - - - - - - - - - -●Max ► Play. ▌▌Pause. ■ Stop be ur self,no body perfect
Laman
Entri Populer
-
Original, not fake Sore itu langit langit cerah,,,tepat di tanggal 10,10,2010, Dulu intensitas foto hunting layaknya makanan harian yang...
-
::Just copy Paste ::: BEberapa hari lalu ada banyolan menarik di Grup GPI (Gallery Photografhy Indonesia ) sebenarnya pemahasannya cukup m...
-
Bagi penyuka landscape photography, istilah hyperfocal distance (jarak hiperfocal) mungkin tidak begitu asing. Tetapi bagi pemula dan p...
Teman si Rere
Lencana Facebook
All About my Town Slideshow: Andi’s trip to Tarakan, Borneo, Indonesia was created by TripAdvisor. See another Tarakan slideshow. Create your own stunning slideshow with our free photo slideshow maker.
All About my Town Slideshow: Andi’s trip to Tarakan, Borneo, Indonesia was created by TripAdvisor. See another Tarakan slideshow. Create your own stunning slideshow with our free photo slideshow maker.
my family
My Family Slideshow: Andi’s trip from Tarakan, Borneo, Indonesia to 5 cities Germany, Thailand, Swiss Alps, Yogyakarta and Balikpapan was created by TripAdvisor. See another Germany slideshow. Create a free slideshow with music from your travel photos.